Untuk dapat menjaga keberlangsungan hidup, manusia memiliki kebutuhan primer yang harus dipenuhi setiap harinya, salah satunya adalah kebutuhan pangan. Dan untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, manusia dianugerahi kecerdasan (daya pikir) untuk memasak bahan-bahan makanan yang telah disediakan oleh alam.
Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School menyelenggarakan pendidikan gratis, termasuk kebutuhan pangan untuk 15.000 santri. Oleh karena itu, kegiatan memasak sangat diprioritaskan sehingga dibentuklah tempat khusus untuk memasak, yakni Dapur Nurul Iman. Dapur Nurul Iman beranggotakan 24 orang yang juga merupakan santri dalam program internship. Dari 24 santri tersebut dibagi menjadi dua grup yang masing-masing beranggotakan 10 orang dan satu grup lagi beranggotakan 4 orang yang khusus untuk memasak sarapan.
Jam kerja Dapur Nurul Iman dimulai dari pukul 03.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB untuk memasak sarapan. Dan dimulai lagi pada pukul 07.00 – 11.00 WIB untuk makan siang. Lalu dilanjutkan lagi pada pukul 13.00 – 17.00 untuk memasak hidangan makan malam. Dalam sehari Dapur Nurul Iman harus memasak 2,5 ton singkong untuk sarapan pagi, serta 5,5 ton beras yang dicampur dengan jagung untuk makan siang dan makan malam. Untuk dapat memasak bahan makanan sebanyak itu, Dapur Nurul Iman menggunakan teknologi uap asli dari India dengan berbahan bakar batu bara. Hal ini dengan tujuan untuk menghemat biaya yang dikeluarkan serta menghasilkan masakan yang lebih berkualitas.
Selain itu, kebersihan peralatan dan lingkungan dapur menjadi hal yang sangat diperhatikan bagi Dapur Nurul Iman. Hal tersebut dilakukan demi terciptanya dapur yang bersih dan sehat, mengingat apa yang dimasak oleh dapur diperuntukkan bagi ribuan santri yang sedang menuntut ilmu. Dengan motto “Tetap sehat, tetap semangat, dan tetap sholawat”, insya Allah Dapur Nurul Iman menjadi tempat yang amanah demi terciptanya makanan santri yang bersih, sehat, bergizi, dan berkah.