Nurul Iman kedatangan tamu jauh, tepatnya dari Pondok Pesantren Al-Madani Lubuk Linggau, Sumatra Selatan. Menjelang siang, setibanya mereka dari bis yang ditumpangi dalam waktu seharian penuh sekitar dua puluh jam lebih, berhenti di kampus biru untuk mengikuti kegiatan studi banding. Para santri terlihat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Acara dimulai dengan pembukaan, dan diisi oleh beberapa sambutan dari pak kyai, ustadz Asep, dan juga ustadz Mukti. Dalam sambutannya ustadz Asep menjelaskan, bagaimana Nurul Iman mengelola kewirausahaan untuk menunjang aspek di Nurul Iman dan melakukan kerjasama berbagai pihak dalam meningkatkan wirausaha pesantren. Semua audiens dalam ruangan tersebut takjub dengan kehebatan Nurul Iman dalam pengelolaan wirausaha dan juga sistem pendidikan yang diterapkan, pak kyai sekaligus pimpinan ponpes, Bapak Abi Muh Arpan Haj juga merasa bangga dan senang bisa berkunjung kesini. Ustadz mukti juga menambahkan rasa senang para santri dan kyai dengan titah abah “yang kepondok saya merupakan undangan dari Rasulullah SAW”. Tidak hanya nilai wirausaha yang dapat dipetik, tapi nilai religius dapat dipetik juga dari kegiatan ini.
Setelah acara ditutup seluruh peserta melakukan tour ke berbagai intansi wirausaha di Nurul Iman, mereka mengamati betul apa yang disampaikan oleh guider. Melakukan perjalanan yang lumayan bertenaga namun menyenangkan karena bisa dapat mengambil pelajaran di setiap langkahnya, karena santri yang mengikuti kegiatan ini adalah santri kelas akhir yang akan lulus. Sebuah program yang bagus dari Ponpes Al-Madani untuk memperkenalkan santrinya kewirausahaan yang bisa juga dilakukan oleh pondok pesantren. Dalam wawancaranya, Pak Kyai menjelaskan sebelum ke Nurul Iman, santri ini mengunjungi Ponpes Al-Ihtifaq di Bandung, dan akan melakukan lagi perjalanan ke ponpes di Jakarta. “Program perjalananya ini bukan semata-semata sebagai ajang tour biasa, tapi menjadi langkah dasar dan pengetahuan santrinya tentang wirausaha yang bisa dilakukan saat sudah lulus”.
“Kita disini merasa senang, karena kita bisa belajar banyak di pondok pesantren, pondokan ini memang beda, kita memang ke berbagai tempat, tapi pesantren yang lengkap ada wirausaha dan itu gratis, ya disini, mandiri, kita sangat termotivasi” ujar Karimah dan Ilas, santri dari ponpes Al-Madani yang kagum dengan mandirinya Nurul Iman. Setelah berkeliling para santri segera bergegas untuk pulang ke penginapan agar diesok hari mereka dapat melakukan kegiatan kembali dengan fit, Pak Kyai dan ustadz berpamitan dan senang bisa datang kesini, dengan harapan suatu saat bisa kembali berkunjung ke Nurul Iman.