Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang amat luas. Tafsir dan penjabaran dari al-Qur’an selalunya menjadi rujukan dari berbagai cabang ilmu, seperti ilmu alam, ilmu sosial, dan agama tentunya. Perihal ini, tafsir yang dulu diajarkan oleh Abah (Sayyiduna Syekh Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim) dirasa sangat penting untuk turut menyumbang dalam pustaka ilmu al-Qur’an modern. Maka Umi Waheeda binti H. Abdul Rahman, S.Psi., M.Si selaku penerus perjuangan Abah berinisiatif untuk membukukan tafsir beliau dengan nama Tafsir Habib Saggaf.
Dalam prosesnya, yang mulia Umi membentuk tim penyusun dan penulis Tafsir Habib Saggaf dengan nama Darut Tafsir. Berasala dari kata daar yang artinya rumah dan tafsir, Darut Tafsir diharapkan dapat menjadi rumah terkumpulnya file tafsir Abah yang akan dikonfersi menjadi buku tanpa sedikitpun menambah ataupun mengurangi keterangan-keterangan yang beliau sampaikan. Selain itu, Darut Tafsir juga bertanggung jawab atas penyimpanan file tafsir Abah dalam bentuk apapun guna tidak adanya penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Mengenai proses penyalinannya, kerja Darut Tafsir dibagi menjadi tiga; pengetikan, penyuntingan, dan pengalih bahasa. Pengetikan dan penyuntingan sementara menjadi fokus utama, yakni menyusun manuskrip tafsir persis seperti apa yang beliau terangkan tanpa ada perubahan bahasa dan kata sedikitpun guna pengarsipan. Sementara pembukuan, mengingat konsumen yang diprediksi dari berbagai elemen masyarakat, maka bahasa yang Abah sampaikan dalam bentuk kalimat langsung disunting menjadi narasi yang ringan sehingga dapat dipahami oleh siapapun tanpa mengurangi dan menambahkan sedikitpun dari apa yang Abah sampaikan.
Yang menjadi pelaku penyalinannya sendiri, pada awalnya melibatkan para asatidz untuk turut menyumbang tenaga dalam pengetikan, namun seiring berjalannya waktu dan evaluasi yang dilakukan, di tengah kesibukan asatidz yang sangat padat dalam mendidik santri, akhirnya Darut Tafsir dilimpahkan kepada mahasiswa program pengabdian yang khusus mengabdi di bidang tersebut. Meskipun begitu dewan asatidz masih terkait dalam proses pengawasan dan pembinaan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Sebagai pembina saat ini yakni Ust Mushonif M.Pd menggantikan Ust. Subaiki Ikhwan yang lebih fokus pada pembinaan lembaga pendidikan yayasan. Yang mulia Umi beserta ahlul bait selaku pembina serta petinggi yayasan berlaku sebagai penanggung jawab yang memberikan arahan dan mengayomi setiap program-program yang dilakukan oleh Darut Tafsir.