Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Dengan watak kemandirian dan corak pendidikan yang khas, lembaga ini bertahan dan terus berkembang di Indonesia, bahkan dianggap sebagai wujud indegonius (wajah asli) pendidikan Indonesia.

Provinsi Jawa Barat memiliki lebih kurang 4.328 lembaga pesantren baik salaf maupun modern (gresnews.com, 06 Januari 2011). Tercatat di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor tepatnya di Desa Waru Jaya pada tahun1998, ketika reformasi digulirkan, Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman didirikan.

Pada awal terjadinya krisis moneter, banyak sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Di saat itu As Syekh Habib Saggaf Bin Mahdi Bin Syekh Abi Bakar Bin Salim yang masih bertempat tinggal di kawasan perumahan Bintaro Jaya merasa prihatin dan sedih dengan hal tersebut. Banyak para remaja yang putus sekolah serta tidak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena krisis moneter serta terjadinya krisis moral di mana-mana, menjadikan Beliau bersikeras mendirikan suatu lembaga pendidikan gratis demi meringankan beban bagi mereka yang tidak mampu, umumnya bangsa Indonesia. Sehingga dengan tekad dan kemauan beliau yang mulia tersebut, beliau rela meninggalkan kota metropolitan dan mengambil keputusan untuk menetap di desa. Beliau akhirnya pindah ke Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Jawa Barat. Desa yang penduduknya waktu itu masih berada di bawah garis kemiskinan yang mayoritas penghasilan mereka hanya mengandalkan penjualan daun melinjo serta ikan air tawar.

Nama al-Ashriyyah Nurul Iman sendiri diambil dari Bahasa Arab, al-Ashriyyah artinya modern. Dengan tujuan kedepannya pondok pesantren ini diharapkan mampu menjadi pusat pembinaan pendidikan agama dan pengetahuan umum secara terpadu dan modern. Nurul Iman berasal dari dua kata nuur dan al-iman yang artinya cahaya keimanan. Dengan harapan seluruh santri yang belajar di sini akan menjadi para ulama (ilmuwan) yang memiliki kecakapan pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang kredibel dan dalam keterpaduannya selalu tak lepas dari keimanan sebagai cahaya yang menjadi asas kehidupannya.

Kemudian, mulailah Beliau membangun sebuah Pondok Pesantren. Pada mulanya para santri menetap di asrama belakang rumah Beliau, rumah itu adalah hibah dari Bapak Gembong. Dengan semakin bertambahnya santri dari waktu ke waktu, tepatnya pada tanggal 16 Juni 1998 Abah (Al 'Alim Al 'Alamah Al Arif Billah Sayyiduna Syekh Al Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim), beserta istri Umi Waheeda binti Abdul Rahman (Pimpinan Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School) merintis pembangunan dengan mendirikan kobong bambu (asrama pertama) yang hanya berukuran 3x4 m (tiga kali empat meter).

Dengan disaksikan para Pejabat Pemda Kabupaten Bogor dan para duta besar dari beberapa negara tetangga, yaitu duta besar Arab Saudi, Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia di atas lahan 17 hektar peletakan batu pertama pendirian Pondok Pesantren al-Ashriyyah Nurul Iman dilaksanakan. Atas rekomendasi dari Kepala Desa Waru Jaya dan Camat Kecamatan Parung tertanggal 10 Maret 1999, serta telah terdaftar pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bogor sejak tanggal 12 Maret 1999 dengan nomor: MI-10/1/PP/007/825/1999.  AKTA PENDIRIAN Yayasan Nomor 18 tanggal 14  Juni 2011, Notaris Bambang Suprianto, S.H., M.H. dan Pejabat Pembuat Akta Tanah SK Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C-319.H.T.03.02-TH.2001 SK Ka. BPN NO. 5-X-2002, tanggal 25 April 2002

Berangkat dari kesadaran bahwa pendidikan adalah hak seluruh insan, tekad Abah dan Umi Waheeda untuk bersama memperjuangkan pendidikan diwujudkan dengan tekad menyelenggarakan pendidikan secara bebas biaya namun dengan tetap menjaga kualitas. Hari demi hari, nama Al-Ashriyyah Nurul Iman semakin familiar di telinga masyarakat, kiprahnya di dunia pendidikan di Indonesia.

Market Place

PRODUK KAMI