Terlihat rapihnya suatu pesantren itu juga dilihat dari kerapihan penampilan para santrinya. Abah, Syayiduna Syeh Habib Saggaf bin Syeh Abi Bakar bi Salimsangat menekankan akan kerapihan dan kedisiplinan para santrinya, bahkan menganjurkan kepada para santri putra untuk mencukur rambutnya hingga 3 cm demi menjaga kesehatan dan kerapihan.
Sepeninggalnya Abah datang seorang dermawan yaitu Ibu Lisa. Beliau adalah rekan bahkan telah menganggap Abah sebagai keluarganya sendiri. Ibu Lisa bekerja sebagai manager sekaligus pemilik salon terbesar di Jakarta, Lisa Salon. Awalnya beliau membantu dalam perapihan rambut santri putra dengan mengirim 10 karyawannya untuk mencukur rambut santri putra yang dilakukan 2 kali dalam 1 minggu, dalam satu hari mampu mencukur mencapai 150 orang. Namun, karena banyaknya jumlah santri yang ada di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, usaha tersebut terasa kurang maksimal.
Kemudian Ibu Lisa memberikan bangunan dengan ukuran 6 x 5 meter sebagai gedung salon yang diresmikan pada tanggal 19 September 2011 oleh Umi Waheeda dan Ibu Lisa. Salon Nurul Iman sekarang ini dipercayakan kepada santri yang diketuai oleh Ust. Fakhrurozi dengan 16 anggota tenaga kerja. Sesuai dengan motto Pondok Pesantren al-Ashriyyah Nurul Iman, free and quality education, Salon Nurul Iman ini pun sama sekali tidak memungut biaya dalam melayani para santri.