Nurul Iman News,- Alunan musik gambus memenuhi serambi Masjid Toha pada Selasa pagi (20/11/2018). Panggung megah dengan dekorasi bernuansa Islam yang indah menjadi bukti kemeriahan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School. Sebuah bukti nyata, betapa pesantren ini begitu menghormati hari kelahiran Rasulullah SAW.

Acara yang rutin digelar setiap tahunnya ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB, setelah sebelumnya seluruh santri melangsungkan Khatmil Qur’an, pembacaan Yaa Siin, Tahlil, dan Maulid Ad Diba’i. Acara tersebut dibuka langsung oleh Habib Muhammad Waliyullah dan dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al Qur’an, penayangan video profil pesantren, dan juga video animasi yang bertemakan Cinta Rasul.

Dalam video animasi karya santri Nurul Iman tersebut mengandung pesan moral yang sangat dalam, yaitu bahwa sebaik-baiknya idola adalah Nabi Muhammad SAW. Ini membuktikan bahwa video animasi juga dapat dijadikan sebagai media dakwah, khususnya bagi generasi millennial dan bahkan generasi Z sekalipun.

Selain itu, kolaborasi apik dari marawis, gambus, dan tarian javin yang ditampilkan oleh santri Nurul Iman semakin memeriahkan acara yang dihadiri oleh para santri, wali santri, dan juga alumni pesantren tersebut.

Barulah saat Ustadz Saifudin –salah seorang ustadz senior- naik ke atas panggung untuk memberikan ceramah agama, suasana menjadi khidmat. Terlebih saat Habib Muhammad Waliyullah dan Umi Waheeda turut memberikan Mauidhatul Hasanah di hadapan puluhan ribu hadirin yang memadati Masjid Toha.

“Tanpa Rasulullah SAW, saat ini kita pasti masih menyembah berhala. Sudah seharusnya kita berterima kasih kepada Rasulullah, dengan bershalawat dan membaca maulid Nabi”, tutur Umi.

Acara selesai pada pukul 12.00 WIB dan ditutup dengan do’a oleh Habib Muhammad Waliyullah. Selepas acara, Umi Waheeda beserta keluarga dan juga tamu undangan melaksanakan Peresmian Gedung Baru Perpusatakaan Nurul Iman yang berada di area pondok putra.

 

 

 

Oleh : Ade Yulia, Nur’aini Sukmawati, dan Eva Felasyifa

 (Redaksi Al Ashriyyah Nurul Iman)